Jumat, 03 Mei 2013

kebutuhan mekanika tubuh



KEBUTUHAN MEKANIKA TUBUH
 dosen pengampuh: zahrah zakia
Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuluskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan dengan tepat. Mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi, dan aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat meningkatkan fungsi tubuh, mengurangi energi yang dikeluarkan, dan mengurangi kecelakaan. Kebutuhan bergerak dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia dan melindungi tubuh dari kecelakaan, seperti jatuh atau terpeleset.

Prinsip Mekanika Tubuh
1.    Gravitasi, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor dalam gravitasi:
a.        Pusat gravitasi, titik yang ada di pertengahan tubuh
b.       Garis gravitasi, merupakan garis imaginer vertical melalui pusat gravitasi
c.        Dasar tumpuan, merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang
atau menahan tubuh.
2.    Keseimbangan. Keseimbangan dicapai dengan mempertahankan posisi garis gravitasi diantara garis gravitasi dan pusat tumpuan.
3.    Berat, adalah bobot benda yang akan diangkat, karena berat dapt mempengaruhi mekanika tubuh.

Pergerakan Dasar dalam Mekanika Tubuh
1.     Gerakan (ambulating).
Gerakan yang benar dapat membantu mempertahankan keseimbangan tubuh, contoh: keseimbangan orang saat berdiri dan saat jalan akan berbeda. Orang yang berdiri akan lebih mudah stabil dibandingkan dalam posisi jalan. Dalam posisi jalan akan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain, dan posisi gravitasi akan selalu berubah pada posisi kaki.
2.     Menahan (squatting).
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah, contoh: posisi orang duduk akan berbeda dengan orang jongkok, dan tentunya berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan diperlukan dasar tumpuan yang tepat.
3.     Menarik (pulling).
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda, yang perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda (sebaiknya berada didepan orang yang akan menarik), posisi kaki dan tubuh dalam menarik (seperti condong kedepan dari panggul), sodorkan telapak tangan dan lengan atas dipusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk, lalu dilakukan penarikan.
4.     Mengangkat (lifting).
Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik keatas. Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut, dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
5.     Memutar (Pivoting)
Merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga unsur gravitasi agar tidak berpengaruh buruk pada postur tubuh.

Faktor-Faktor yang Mempengarhi Mekanika Tubuh
1.     Status Kesehatan.
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskletal dan sistem syaraf berupa penurunan koordinasi yang disebabkan oleh penyakit, misal berkurangnya melakukan aktifitas sehari-hari.
2.     Nutrisi.
Nutrisi dibutuhkan oleh tubuh untuk proses pertumbuhan dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadi penyakit, contoh: tulang yang kekurangan kalsium akan lebih mudah fraktur.
3.     Emosi.
Kondisi psikologi seseorang dapat memudahkan perubahan perilaku yang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik. Orang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak semangat, dan harga diri yang rendah, akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
4.     Situasi dan Kebiasaan.
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang misalnya sering mengangkat benda-benda yang berat akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
5.     Gaya Hidup.
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan kemungkinan besar akan menyebabkan kecerobohan dalam beraktifitas.
6.     Pengetahuan.
Pengetahuan yang baik dalam pengguanaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan
Dampak Mekanika Tubuh yang Salah
1.      Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam system muskuloskletal.
2.      Resiko terjadi kecelakaan pada system musculoskeletal. Seseorang salah berjongkok atau berdiri akan mudah terjadi kelainan pada tulang veterbra.

POSTUR TUBUH
Pengertian Postur
Merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh yang lain. Bagian yang penting dari postur tubuh adalah persendian, tendon, ligamen, dan otot. Mempergunakan empat bagian tersebut dengan benar dapat menghasilkan keseimbangan, sehingga menjadikan fungsi tubuh lebih maksimal.

Faktor-faktor yang memperngaruhi Postur Tubuh
1.        Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapt menimbulkan keadaan yang tidak optimal pada organ tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga mempengaruhi postur tubuh.
2.        Nutrisi
Nutri merupakan bahan penghasil energi yang digunakan untuk mengatur keseimbangan otot, tendon, ligamen, dan persendian. Apabila nutrisi kurang maka pemenuhan energi pada organ tersebut akan berkurang sehingga mempengaruhi keseimbangan.
3.        Emosi
Emosi dapat menyebabkan kurang terkendalinya keseimbangan tubuh, sehingga mempengaruhi koordinasi otot, tendon, ligamen, dan persendian.
4.        Gaya hidup
Orang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat akan mempengaruhi postur tubuh yang ada, misalkan orang yang selalu menggunakan alat bantu dalam beraktivitas, dapat menimbulkan ketergantungan sehinggan postur tubuh tidak berkembangan dengan baik.
5.        Perilaku dan nilai
Adanya perilaku dan nilai seseorang dapat mempengaruhi pembentukan postur tubuh, contoh adanya kebiasaan membuang sampah sembarangan dapat mempengaruhi pembentukan postur tubuh orang lain yang selalu berusaha untuk membersihkannya.

PENGATURAN POSISI
1.       Posisi Fowler
Merupakan posisi setengah duduk atau duduk, dimana sebagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi pernafasan pasien. Sudut pemosisian fowler adalah 900 untuk semi fowler adalah 300-450.


2.       Posisi SIM
Adalah posisi miring kekanan atau kekiri. Posisi ini dilakuakn untuk memberikan kenyaman dan memberikan obat supositoria melalui anus.

3.       Posisi Trendelenburg
Posisi trendelenburg merupakan posis berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari pada kaki. Posisi ini dilakukan untuk memperlancar peredaran darah keotak.

4.       Posisi Dorsal Recumbent
Adalah posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau diregangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia serta proses persalinan.

5.       Posisi Litotomi
Merupakan posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, memasang alat kontrasepsi, dan pemeriksaan gynekologi.

6.       Posisi Genu Pektoral
Adalah posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakuakn untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.

KEBUTUHAN MOBILITAS DAN IMOBILITAS

Pengertian Mobilitas
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dengan tujuan memenuhi kebutuhan aktifitas guna mempertahankan kesehatannya.

Jenis-jenis Mobilitas
1.     Mobilitas Penuh
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan peran sehari-hari.
2.     Mobilitas Sebagian
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan syaraf motorik dan sensorik.
a.       Mobilitas Sebagian Temporer merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Kemungkinan disebabkan oleh trauma pada muskuloskeletal, Contoh: adanya dislokasi sendi dan tulang.
b.      Mobilitas Sebagian Permanen merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan rusaknya sistem syaraf yang reversibel, contoh: hemiplegia akibat stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang.

Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas
1.     Gaya Hidup.
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
2.     Proses Penyakit/cedera.
Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah.
3.     Kebudayaan.
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan, contoh orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh, memiliki kemampuan mobilitas yang kuat dibandingkan dengan orang yang karena adat budaya tertentu dibatasi aktifitasnya.
4.     Tingkat Energi.
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas yang baik dibutuhkan energi yang cukup.
5.     Usia dan Status Perkembangan.
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini disebabkan karena kemampuan atau kematangan fungsi gerak sejalan dengan perkembangan usia.

Pengertian Imobilitas
Keadaan dimana individu tidak dapat bergerak dengan bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan.

Jenis Imobilitas
1.     Fisik
Pembatasan pergerakan secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan, contoh: pasien hemiplegi, fraktur.
2.     Intelektual
Merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
3.     Emosional
Keadaan ketika seseorang mengalamim pembatasan secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri, stres berat karena adanya bedah amputasi.
4.     Sosial
Keadaan individu yang mengalami hambatan dalam berinteraksi sosial karena keadaan penyakitnya sehingga mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.

 DAFTAR PUSTAKA
buku kdpk dan catatan kulyahku





Tidak ada komentar:

Posting Komentar