Kamis, 09 Mei 2013

metode kontrasepsi mantap pada wanita

1.    Pengertian Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi Mantap pada Wanita adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan sering disebut tubektomi atau sterilisasi.
2.    Persyaratan Peserta Kontap :
1) Syarat Sukarela :
Calon peserta secara sukarela, tetap memilih kontap setelah diberi konseling mengenai jenis-jenis kontrasepsi, efek samping, keefektifan, serta telah diberikan waktu untuk berpikir lagi.
2)  Syarat bahagia :
Setelah syarat sukarela terpenuhi, maka perlu dinilai pula syarat kebahagiaan keluarga. Yang meliputi terikat dalam perkawinan yang syah dan harmonis, memiliki sekurang-kurangnya dua anak yang hidup dan sehat baik fisik maupun mental, dan umur istri sekitar 25 tahun (kematangan kepribadian).
3) Syarat sehat :
Setelah syarat bahagia dipenuhi, maka syarat kesehatan perlu dilakukan pemeriksaan.
3.    Indikasi
Indikasi:
a)    Wanita pada usia  >26tahun
b)    Wanita dengan paritas >2
c)    Wanita yang yakin telah mempunyai besar keluarga ynag dikehendaki
d)    Wanita yang pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius
e)    Wanita pascapersalinan
f)     Wanita pascakeguguran
g)    Wanita yang paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
4.    Kontraindikasi
a)    Wanita yang hamil (sudah terdeteksi atau dicurugai)
b)    Wanita dengan perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c)    Wanita dengan infeksi sistemik atau pelvik yang akut
d)    Wanita yang tidak bolah menjalani proses pembedahan
e)    Wanita yang kurang pasti mengenai keinginan fertilitas di masa depan
f)     Wanita yang balum memberikan persetujuan tertulis
5.    Macam – macam Kontap
a.    Penyinaran
Merupakan tindakan penutupan yang dilakukan pada kedua tuba falopii wanita yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi.
Keuntungan penyinaran adalah kerusakan tuba falopii terbatas, mordibitas rendah, dapat dikerjakan dengan laparoskopi, hiteroskopi.
Kerugiannya adalah: memerlukan alat-alat yang mahal, memerlukan latihan khusus, belum tentukan standarlisasi prosedur ini, potensi reversibel belum diketahui.
b.    Opertif
Dapat dilakukan dengan cara:
1)    Abdominal
a)    Laparatomi
Laparatomi sudah tidak digunakan karena diperlukan insisi yang panjang. Kontrasepsi ini diperlukan bila cara kontap yang lain gagal atau tumbul komplikasi sehingga memerluka insisi yang lebih besar.
b)    Mini-laparatomi
Laparatomi khusus untuk tubektomi yang paling mudah dilakukan 1-2 hari pasca persalinan. Efektifitas: angka kegagalan 0-2,7 kehamilan per100 wanita.
Sayatan dibuat dibuat digaris tenggah diatas simpisis sepanjang 3cm sampai menembus peritoneum. Untuk mencapai tuba digunakan alat khusus (elevator uterus) ke dalam kavum uteri. Dengan bantuan alat tersebut uterus dalam keadaan retrofleksi dijadikan letak antefleksi dahulu kemudian didorong kearah lubang sayatan, lalu dilakukan penutupan tuba dengan salah satu cara.
Keuntungan mini-laparatomi adalah aman, mudah, wanita yang baru melahirkan umumnya mempunyai motifasi tinggi untuk mencegah mendapatkan lebih banyak anak. Kerugiannya adalah resiko komplikasi (kesalahan, kegagalan teknis), perdarahan serta resiko infeksi.
c)    Laparoskopi
Mula – mula dipasang cunam serviks pada bibir depan porsio uteri, dengan maksud supaya dapat menggerakkan uterus jika hal tersebut diperlukan saat laparaskopi. Sayatan dibuat dibawah pusat sepanjang lebih dari 1cm. Kemudian ditempat luka tersebut dilakukan pungsi sepanjang rongga peritoneum dengan jarum khusus (jarum veres) dan melalui jarum itu dibuat pneumoperitoneum dengan memasukkan CO2 sebanyak 1 sampai 3liter dengan kecepatan kira – kira 1liter permenit. Setelah jarum veres dikeluarkan, troika dimasukkan laparaskop melalui tabung. Dengan cunam yang dimasukkan dalam rongga peritoneum bersama laparoskop, tuba dijepit dan dilakukan penutupan dengan kauterisasi.
Keuntungannya adalah cepat, insisi kecil, kurang menyebabkan sakit jika dibanding mini laparatomi. Kerugiannya resiko terjadi komplikasi, lebih sukar dipelajari, memerlukan keahlian bedah, harga peralatannya mahal.
2)    Vaginal
a)    Kolpotomi
Yang sering dipakai adalah kolpotomi posterior. Insisi dilakukan di dinding vagina transversal 3-5cm, cavum douglas yang terletak antara dinding depan rektumdan dinding belakang uterus dibuka melalui vagina untuk sampai di tuba. Efektifitas angka kegagalan 0-5,2 %.
Keuntungan: bisa dilakukan rawat jalan, hanya perlu waktu 5-15 menit, rasa sakit post operatif lebih kecil dibanding cara kontab lainnya, alatnya sederhana dan murah.
b)    Kuldoskopi
Rongga pelvis dapat dilihat melalui alat kuldoskop yang dimasukkan kedalam cavum douglas.  Adanya laparoskopi trans-abdominal, maka kuldoskopi kurang mendapat perhatian/minat dan sekarang sudah jarah dikerjakan. Dalam posisi lutut dada kedua paha tegak lurus dan kedua lutut terbuka, suatu rektraktor perineal dimasukkan ke dalam vagina. Bila fornik posterior terlihat seperti bagian kubah yang kecil, maka cavum douglas bebas dari perlekatan, lalu dilakukan oklusi tuba. Angka kegagalan 0-2%.
Keuntungannya adalah tidak meninggalkan bekas, dapat dikerjakan dengan rawat jalan, peralatan sederhana, murah, waktu operasi cepat. Kerugian: Posisi akseptor mungkin kurang menyenangkan baginya.
3)    Transcervikal
a)    Histeroskopi
Prinsipnya seperti laparaskopi, hanya pada histeroskopi tidak dipakai trokar, tetapi suatu vakum cervical adaptor untuk mencegah keluarnya gas saat dilatasi serviks / kavum uteri. Efektifitas angka kegagalan 11-48 %. Keuntungan metode ini adalah tidak perlu insisi, dapat dengan rawat jalan. Kerugiannya resiko perforasi uterus, angka kegagalan tinggi, sering timbul kesulitan teknis dalam mencari orificium tubae, kadang tidak efektif.
b)    Tanpa melihat langsung
Pada cara ini operator tidak melihat langsung kecavum uteri untuk melokalisir orificium tubae.
c.    Penyumbatan tuba secara mekanis
Tubal clip Penyumbatan tuba mekaniss dipasang pada isthmus tuba falopii, 2 – 3 cm dari uterus, melalui laparotomi, lapaoskopi, kolpotomi dan kuldoskopi. Tuba clips menyebabkan kerusakan lebih sedikit pada tuba falopii dibandingkan cara oklusi tuba falopii lainnya.
Tubal ring dapat dipakai pada mini – laparotomi, laparoskopi, dan cara trans-vaginal, dan dipasang pada ampula 2 – 3 cm dari uterus.
d.    Penyumbatan tuba kimiawi
Zat – zat kimia dalam cair, pasta, padat dimasukkan ke dalam melalui serviks ke dalam uteri-tubal junction, dapat dengan visualisasi lanfsung ataupun tidak. Cara kerjanya adalah zat kimia akan menjadi tissue padat sehingga terbentuk sumbatan dalam tuba falopii (Tissue Adhesive), zat kimia akan merusak tuba falopii dan menimbulkan fibrosis (Sclerosing agent).
Keuntungan dari metode ini adalah mudah mengerjakannya, dapat rawat jalan. Kerugiannya adalah kebanyakan zat kimia kurang efektif, ada zat kimia yang sangan toksik kadang dapat merusak jaringan, ireversibel.
6.    Efek samping MOW
a)    Perubahan – perubahan hormonal
Efek kontap wanita pada umpan balik hormonal antara kelenjar hypofise dan kelenjar gonad ditemukan kadar FSH, LH, testosteron dan estrogen tetap normal setelah melakukan kontap wanita.
b)    Pola haid
Pola haid abnormal setelah menggunakan kontap merupakan tanda dari “post tubal ligation syndrome”,
c)    Problem psikologis
Dinegara maju wanita (usia <30tahun) yang menjalani kontap tidak merasa puas dibanding wanita usia lebih tua dan minta dipulihkan.
DAFTAR PUSTAKA
NRC - POGI (1996),Buku Acuan Nasional Playanan Keluarga Berencana
solaeman ,Teknik KB, Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran ,Unpad Bandung,1980

Tidak ada komentar:

Posting Komentar