BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Istilah kembar siam berawal dari
pasangan kembar siam terkenal Chang dan Eng Bunker (1811-1874) yang lahir di Siam (sekarang Thailand). Kasus kembar siam tertua yang
tercatat adalah Mary dan Eliza Chulkhurst dari Inggris yang lahir pada tahun 1100-an.
Kembar
siam
adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu. Hal
ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna.
Kemunculan kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam 200.000 kelahiran.
Yang bisa bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25% dan kebanyakan (75%)
berjenis kelamin perempuan.
Beberapa tahun belakangan kehamilan
kembar atau lebih dari satu sedang meningkat. Secara umum, hal ini karena
peningkatan penggunaan obat untuk fertilitas (kesuburan), tapi kehamilan kembar
juga dikarenakan sebab lainnya, seperti usia ibu saat kehamilan, wanita dengan
riwayat persalinan yang sering, wanita yang hamil segera setelah berhenti minum
pil KB dan juga lebih tinggi pada orang yang memilik keturunan atau genetik
kembar.
1.2
Tujuan
a)
Untuk mengetahui proses terjadinya
kehamilan kembar siam
b)
Untuk mengetahui penyebab
terjadinya kehamilan kembar siam
c)
Untuk mengetahui klasifikasi
kembar siam
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. Definisi
Kembar
siam adalah
keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu.
Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna.
Banyak faktor diduga sebagai penyebab
kehamilan kembar. Selain faktor genetik
obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur
matang secara sempurna juga diduga ikut
memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi
sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat
bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam. Selain itu, penyebab
lahirnya bayi kembar siam adalah karena adanya proses pembelahan sel telur yang
tidak sempurna.
B. Proses Terjadinya Kembar Siam
Secara garis besar kembar dibagi menjadi dua yaitu Monozigot (kembar yang berasal dari satu
telur) dan dizigot (kembar yang berasal dari dua
telur). Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot.
Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi
oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu
bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah
yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi
dalam empat waktu, yaitu 0 - 72 jam, 4 -
8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan
pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan
kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi
rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu
bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada
pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi
bayi masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya
punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya
kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu
pembelahannya kelamaan, sehingga sel
telur keburu berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang
pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat pembelahan
tersebut, tentu saja yang terbaik adalah
pembelahan pertama, karena bayi bisa
membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang memengaruhi waktu pembelahan dan
kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya
dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.
C. Klasifikasi Kembar Siam
Kembar siam itu sendiri yang
kebanyakan berjenis kelamin perempuan, terbagi dalam beberapa jenis kasus yang
didasari posisi pelekatan keduanya. Dari seluruh kembar dempet, kebanyakan
dempet terjadi pada empat anggota tubuh, yaitu dada sebanyak 40 persen, perut
35 persen, kepala 12 persen dan panggul antara enam hingga sepuluh persen.
Ada beberapa jenis kembar siam:
a) Thoracopagus: kedua tubuh bersatu di bagian dada
(thorax). Jantung selalu terlibat dalam kasus ini.
Ketika jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah
rendah. (35-40% dari seluruh kasus)
b) Omphalopagus: kedua tubuh bersatu di bagian
bawah dada. Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi
biasanya kembar siam jenis ini hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan, diafragma dan
organ-organ lain. (34% dari seluruh kasus)
e) Cephalopagus: bersatu di kepala dengan tubuh
yang terpisah. Kembar siam jenis ini umumnya tidak bisa bertahan hidup karena
kelainan serius di otak. Dikenal juga dengan istilah
janiceps (untuk dewa Janus yang bermuka dua) atau syncephalus.
f) Cephalothoracopagus: Tubuh bersatu di kepala dan
thorax. Jenis kembar siam ini umumnya tidak bisa bertahan hidup. (juga dikenal
dengan epholothoracopagus atau craniothoracopagus)
i)
Dicephalus: dua kepala, satu tubuh dengan dua
kaki dan dua atau tiga atau empat lengan (dibrachius, tribrachius atau
tetrabrachius) Abigail dan Brittany Hensel, adalah contoh kembar siam dari Amerika Serikat jenis dicephalus tribrachius.
k) Ischio-omphalopagus: Kembar siam yang bersatu dengan
tulang belakang membentuk huruf-Y. Mereka memiliki empat lengan dan biasanya
dua atau tiga kaki. Jenis ini biasanya memiliki satu sistem reproduksi dan
sistem pembuangan.
l)
Parapagus: Kembar siam yang bersatu pada
bagian bawah tubuh dengan jantung yang seringkali dibagi. (5% dari seluruh
kasus)
D. Persentase hidup Kembar Siam
Sejumlah kesimpulan medis
menyebutkan, terjadi satu kasus kembar siam untuk setiap 200 ribu kelahiran.
Jadi, jika Indonesia berpenduduk 200 juta, ada peluang 1.000 kasus kembar
siam!. Dari semua kelahiran kembar siam, diyakni tak lebih dari 12 pasangan
kembar siam yang hidup di dunia. Saat dilahirkan kebanyakan kembar siam sudah
dalam keadaan meninggal, yang lahir hidup hanya sekitar 40 persen.
Dari mereka
yang lahir hidup, 75 persen meninggal
pada hari-hari pertama dan hanya 25 persen yang bertahan hidup. Itu pun sering
kali disertai dengan kelainan bawaan dalam tubuhnya (incomplete conjoined
twins). Apakah itu organ pada bagian ekstoderm, yakni kulit, hidung dan
telinga, atau mesoderm yang mencakup otot, tulang dan saraf, atau bias juga
indoderm, yakni bagian organ dalam seperti hati, jantung, paru dan otak.
Kasus kembar siam di Indonesia
Seperti
halnya belahan dunia lain, kasus kembar siam juga terjadi di Indonesia.
Kemajuan dan kemampuan tenaga medis Indonesia berikut peralatan kedokteran yang
cukup membanggakan, membuat operasi bisa dilangsungkan di Tanah Air. Namun ada
juga yang harus dibawa ke luar negeri. Berikut beberapa kasus kembar siam
lainnya yang terjadi di Indonesia.
Pristian
Yuliana dan Pristian Yuliani
Operasi
pemisahan kembar siam dempet kepala Pristian Yuliana dan Pristian Yuliani
merupakan kesuksesan besar dalam dunia kedokteran di Tanah Air karena dempet
kepala pertama yang berhasil dipisahkan di Indonesia.
Yuliana
dan Yuliani lahir di RS
Tanjung Pinang, Riau, pada 31 Juli 1987. Kondisinya saat itu dempet kepala
di bagian ubun-ubun (craniopagus vertical). Saat dioperasi selama 13 jam pada
21 Oktober 1987, mereka masih berusia 2 bulan 21 hari. Proses pemisahan yang
dipimpin Prof. Dr. R.M. Padmosantjojo dengan total 96 dokter, berlangsung di RS Cipto
Mangunkusomo dengan biaya Rp 42 juta. Saat ini keduanya tinggal bersama
orangtuanya Tularji dan Hartini di Tanjungpinang, Riau.
Kasus
mereka menjadi momentum. Ini untuk pertama dokter Indonesia berhasil memisahkan
bayi kembar siam yang dempet pada tengkorak kepala. Jarang kembar siam dengan
kondisi seperti mereka yang selamat dari meja operasi. Termasuk yang tidak
selamat itu adalah kembar siam asal Iran Ladan-Laleh Bijani. Kelahiran bayi
kembar siam memiliki rasio 1:200 ribu kelahiran, tetapi kembar dengan bagian
atas kepala menyatu atau craniopagus memiliki persentasi dua persen dari
rasio tersebut. Hanya 15 persen kembar craniopagus hidup hingga usia lima tahun
dan hanya satu yang mencapai usia dewasa.
BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
NY. S UMUR 24 TAHUN G1 P0A0AH0 UK 37+2 MINGGU
DI BPM SRI REJEKI AMBAL-KEBUMEN
No Register : 01298566
Masuk RS
Tanggal/Pukul : 07-3-2013 08:00 WIB
Dirawat Di
Ruang : Ruang VK
I.
PENGKAJIAN
DATA Tanggal/Pukul :
07-03-2013, 08:00
WIB, Oleh : Bidan
A.
Biodata
Ibu Suami
1.
Nama Istri : Ny. S Nama
Suami : Tn. R
2.
Umur :
24 th Umur :
26 th
3.
Agama :
Islam Agama
: Islam
4.
Suku
:
Jawa Suku
:
Jawa
5.
Pendidikan
:
SMP Pendidikan
: SMA
6.
Pekerjaan
:
IRT Pekerjaan
: Swasta
7.
Alamat
:
Bener Kulon, Ambal-Kebumen
B. Data
Subjektif
1.
Alasan
Dirawat
Ibu mengatakan
ingin melahirkan
2.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengatakan
mengeluarkan lendir darah sejak pukul
3.
Riwayat Menstruasi
Menarche
: 14 tahun
Siklus :
28 hari
Lama :
6-7 hari
Sifat darah : cair dan tidak menggumpal
Teratur/ tidak : Teratur
Keluhan :
tidak ada
4.
Riwayat
Perkawinan
Status perkawinan : sah Usia kawin pertama : 22 tahun
Menikah ke : 1
kali Lama : 2 tahun
5.
Riwayat
Obstetric : G1 P0 A0 Ah0
Hamil
ke
|
Persalinan
|
nifas
|
||||||||
tanggal
|
uk
|
Jenis
persalinan
|
penolong
|
komplikasi
|
jk
|
Bb
lahir
|
laktasi
|
komplikasi
|
||
1
|
Hamil
sekarang
|
|||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
Riwayat
Kontrasepsi Yang Digunakan
No
|
Jenis kontrasepsi
|
Pasang
|
lepas
|
||||||
tgl
|
oleh
|
tempat
|
keluhan
|
Tgl
|
oleh
|
tempat
|
alasan
|
||
|
Belum pernah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
Riwayat
kehamilan sekarang
a.
HPM : 14-06-2012 HPL :
21-03-2013
b.
ANC pertama umur
kehamilan : 6 minggu
c.
Kunjungan ANC
Trimester 1
Frekuensi : 1 kali Tempat : BPM Oleh : Bidan
Keluhan : mual
muntah, pusing
Terapi : asam
folat 3x1, B6 1x1, B12 1x1
Trimester II
Frekuensi : 2 kali Tempat : BPM Oleh : Bidan
Keluhan : tidak
ada
Terapi : Fe
1x1, Vit C 1x1,multivitamin 1x1
Trimester III
Frekuensi : 6 kali Tempat : BPM Oleh : Bidan
Keluhan : sering
kencing, pegal-pegal
Terapi : Fe
1x1, Vit C 1x1
d.
Imunisasi TT : 3 kali
e.
Pergerakan janin selama
24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan
merasakan gerakan janin ± 16 kali dalam 12 jam
8.
Riwayat Kesehatan
a.
Penyakit yang pernah atau sedang diderita (menular,menurun, menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita
penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, PMS) menurun (Hipertensi, DM, Asma) dan
menahun (jantung, ginjal, paru).
b.
Penyakit yang pernah atau sedang diderita keluarga (menular,menurun,
menahun)
Ibu mengatakan dari
pihak keluarga suami dan ibu tidak pernah/sedang menderita penyakit menular (
TBC, Hepatitis, HIV, PMS) menurun ( Hipertensi, DM, Asma) dan menahun (
jantung, ginjal, paru).
c.
Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari
pihaknya tidak memiliki riwayat keturunan kembar tetapi dari pihak suaminya
memiliki riwayat kehamilan kembar.
d.
Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum
pernah melakukan operasi seperti sesar, usus buntu, kista
e.
Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak
mempunyai riwayat alergi terhadap obat misalnya antibiotik dan lain-lain.
9.
Pola
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a.
Nutrisi
Makan Minum
Frekuensi : 3 kali/ hari 7-8 kali/ hari
Jenis :
nasi, sayur, lauk air
putih, teh
Porsi :
1 piring 1
gelas
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
b.
Pola Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1 kali sehari 5-6
kali sehari
Warna :
khas feses kuning jernih
Konsistensi :
lembek cair
keluhan
:
tidak ada tidak
ada
c.
Istirahat dan tidur
Tidur Siang Tidur
Malam
Lama : 1 jam/hari 6 jam/ hari
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
d.
Personal hygine
Mandi :
2 x/hari
Gosok
gigi :
2 x/hari
Ganti
pakaian :
2 x/hari
Mencuci
rambut : 3 x/minggu
e.
Pola seksualitas
Frekuensi : 1 kali/minggu keluhan : tidak ada
f.
Pola aktivitas (terkait
kegiatan fisik, olah raga)
Ibu
mengatakan melakukan aktivitas seperti memasak, menyapu, mencuci
Ibu mengatakan rutin melakukan jalan-jalan
pagi
g.
Pola pemenuhan
kebutuhan terakhir
Makan,
tanggal 07-03-2013 jam 06.45 WIB jenis Nasi,Sayur,Lauk
Minum,
tanggal 07-03-2013 jam 07.30 WIB jenis Air Putih
BAK,
tanggal 07-03-2013 jam 07.45 WIB
BAB,
tanggal 07-03-2013 jam 07.45 WIB
Istirahat/tidur,
tanggal 06-03-2013 jam 22.00 WIB
10.Kebiasaan yang
mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan baik dirinya dan keluarga
tidak ada yang merokok
Ibu mengatakan tidak minum jamu
Ibu
mengatakan baik dirinya maupun keluarga tidak ada yang minum minuman
beralkohol.
11.
Psikososiospiritual (persiapan menghadapi
persalinan)
Ibu mengatakan cemas dan takut dalam
menghadapi persalinannya
Ibu mengatakan suami dan keluarganya sangat mendukung dengan kelahiran
bayinya
12.
Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan
dan laktasi)
-
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan yaitu adanya
perubahan pada dirinya seperti perut membesar karena ada pertumbuhan janin
-
Ibu mengatakan sudah mengetahui persalinan yaitu adanya tanda-tanda
persalinan seperti pengeluaran lendir darah, perut mules, ada dorongan ingin
meneran
-
Ibu mengatakan akan menyusui bayinya selama 6 bulan pertama
kehidupannya
C.
Data
Objektif
1.
Pemeriksaan
Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional
:
Stabil
Tanda-tanda
vital :
TD :
120/90 mmHg
Nadi : 84 x
/ menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 36.6 ° C
TB : 155 cm
BB sebelum hamil : 50 kg BB
sekarang : 66 kg
2.
Pemeriksaan
Fisik
Kepala :
Mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, kulit kepala
bersih, rambut hitam dan lurus.
Wajah :
Ovale, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas luka, tidak ada odem
Mata :
simetris, konjungtiva merah muda, mata bersih, sclera putih, tidak
strabismus, reflex pupil +
Hidung :
simetris, tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut :
bibir lembab warna merah muda, tidak ada karies gigi, gusi tidak berdarah,
tidak ada pembesaran kelenjar tonsil, tidak labioskizis
Telinga :
simetris, tidak ada penumpukan serumen, pendengaran baik
Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
bunyi wheezing.
Payudara :
ada pembesaran, aerola hiperpigmentasi, putting menonjol, sudah ada pengeluaran
kolostrum
Abdomen :
tidak ada bekas luka, TFU 2 jari di bawah pusat
Palpasi leopold
Leopold I : Pada bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong)
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba keras, datar,
memanjang seperti papan (punggung)
Pada
bagian kanan perut ibu teraba keras, datar, memanjang seperti papan (punggung)
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat,
melenting (kepala)
Leopold
IV : Pada bagian terendah janin
tidak masuk panggul
Palpasi Supra Pubic : tidak dilakukan
Osborn Test : tidak
dilakukan
TFU Menurut Mc Donald : 38 cm TBJ : (38-11)x155=4185
gram
His : 2 kali dalam 10 menit lama kurang dari 20
detik
Auskultasi DJJ : 140 x/menit di bagian kanan perut ibu, 144 x/menit di bagian
kiri perut ibu
Ekstremitas
Atas :
simetris, gerakan aktif, tidak terdapat oedema, kuku tidak pucat, LILA 25
Cm
Bawah :
simetris, gerakan aktif, tidak terdapat oedema, kuku tidak pucat, reflex
patella +/+, tidak ada varises.
Genetalia : vagina bersih, tidak ada pembesaran kelenjar
bartholini, tidak ada varises, tidak ada tanda infeksi
Anus : tidak ada hemoroid
Pemeriksaan
panggul (bila perlu) :tidak dilakukan
Pemeriksaan
dalam tanggal : 07-03-2013 jam : 08.15 WIB
Indikasi : Pengeluaran lendir darah, Kenceng-kenceng
teratur
Tujuan :
Untuk mengetahui apakah ibu sudah masuk fase persalinan atau belum
Hasil :
VU tenang, dinding vagina licin, portio teraba tebal kaku mencucu, pembukaan 1
cm, selket (+), STLD (+), AK (-)
3.
Pemeriksaan
Penunjang Tanggal: - Pukul : -
Tidak ada
4.
Data
Penunjang
USG
terdapat janin ganda
Protein
urine (-)
Hb
: 11,1 gr/dl
II.
INTERPRETASI
DATA
1.
Diagnosa kebidanan
Ny. S umur 24 tahun G1 P0 A0 UK 37+2 minggu
janin hidup ganda intrauterin PUKA PUKI preskep dengan kembar siam
Data
Dasar :
Ds:
- Ibu
mengatakn berumur 24 tahun
- Ibu
mengatakan ini kelahiran anak pertama dan belum pernah kegguguran
- Ibu
mengatakan HPHT 14-06-2012
Do:
Tanda-tanda
vital :
TD :
120/90 mmHg
Nadi : 84 x
/ menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 36.6 ° C
TB : 155 cm
BB sebelum hamil : 50 kg BB
sekarang : 66 kg
Palpasi
leopold :
Leopold I : Pada bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong)
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba keras, datar,
memanjang seperti papan (punggung)
Pada
bagian kanan perut ibu teraba keras, datar, memanjang seperti papan (punggung)
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat,
melenting (kepala)
Leopold
IV : Pada bagian terendah janin
tidak masuk panggul
TFU
Menurut Mc Donald : 38 cm TBJ
: (38-11)x155=4185 gram
Hasil Pemeriksaan Dalam : VU tenang,
dinding vagina licin, portio teraba tebal kaku mencucu, pembukaan 1 cm, selket
(+), STLD (+), AK (-)
2.
Diagnosa
Masalah
cemas
Data
Dasar :
Ds:
- Ibu
mengatakan cemas dengan keadaan janinnya
- Ibu
mengatakan takut menghadapi persalinannya
Do:
- Ibu
terlihat gelisah dan mengeluarkan banyak keringat
III.
IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV.
TINDAKAN SEGERA
1.
Mandiri
Tidak ada
2.
Kolaborasi
Tidak ada
3. Merujuk
Tidak ada
V.
PERENCANAAN TANGGAL
: 07-03-2013 JAM : 08.20
WIB
1.
Beritahu ibu hasil dari pemeriksaan
2.
Beritahu ibu tentang keadaan janinnya
3.
Beri motivasi dan dukungan pada ibu dan keluarga
4.
Beri ibu nutrisi
5.
Beri tahu suami dan kelurga bahwa ibu akan di rujuk
6.
Lakukan rujukan
7.
Dokumentasi
VI.
PELAKSANAAN TANGGAL
: 07-03-2013 JAM : 08.30
WIB
1.
Memberitahu ibu hasil dari pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik yaitu TD : 120/90 mmHg, Nadi :
84 x / menit, RR : 20 x / menit,
Suhu : 36.6 ° C, pembukaan : 1 cm ibu sudah masuk dalam fase persalinan.
2.
Memberitahu ibu tentang
keadaan janinnya, bahwa janin dalam keadaan sehat denyut jantung normal.
3.
Memberikan motivasi
dukungan moral, spiritual dan social kepada ibu dan keluarga yaitu ibu tidak
perlu khawatir dengan kondisi janinnya saat ini, Ibu dan keluarga harus tetap
berdoa supaya persalinannya dapat berjalan dengan lancar.
4.
Memberikan pemenuhan
kebutuhan nutrisi kepada ibu yaitu makan dan minum.
5.
Memberitahu suami dan
keluarga bahwa ibu akan di rujuk karena keadaan bayi yang tidak memungkinkan
untuk dilakukan proses persalinan dengan normal.
6.
Melakukan rujukan ke
RSUD Kebumen yang memiliki penanganan
kegawat daruratan obstetric
7.
Melakukan dokumentasi
VII.
EVALUASI TANGGAL
: 07-03-2013 JAM : 09.00
WIB
1.
Ibu sudah mengetahui keadaannya, ibu menganggukkan kepala ketika
diberikan penjelasan oleh bidan.
2.
Ibu telah mengetahui keadaan janinnya, ibu mengatakan akan menerima
dengan ikhlas keadaan janinnya.
3.
Ibu dan keluarga sudah merasa lebih tenang setelah mendapat dukungan dan
motivasi dari bidan.
4.
Ibu sudah makan dan minum
5.
Suami dan keluarga sudah mengerti bahwa ibu akan dirujuk dan menyetujui
setelah mendapat penjelasan dari bidan
6.
Ibu telah di rujuk ke RSUD Kebumen
7.
Telah dilakukan pendokumentasian
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu.
Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
sempurna. Kembar siam adalah
keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu. Hal
ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna.
Kemunculan kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam 200.000 kelahiran.
Yang bisa bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25% dan kebanyakan (75%)
berjenis kelamin perempuan.
B.
SARAN
Dengan
penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu pengetahuan
kepada pembaca. penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu harapan penulis kepada pembaca semua
agar bersedia memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar