DEFINISI
Tromboflebitis
adalah peradangan dan pembekuan dalam pembuluh darah. Tromboflebitis berarti
bahwa gumpalan darah telah terbentuk dalam vena dekat dengan
kulit. Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan biasanya disertai
pembentukan bekuan darah). Ketika pertama kali terjadi bekuan pada vena
akibat statis atau hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan maka proses
ini dinamakan flebotrombosis.
Mungkin juga
ada infeksi pada pembuluh darah. Tromboflebitis biasanya terdapat di vena kaki
atau lengan. Dengan hati-hati, masalah ini harus diselesaikan sampai dalam
waktu 2 sampai 3 minggu. Tromboflebitis paling sering mempengaruhi vena
superfisial di kaki, tetapi dapat juga mempengaruhi vena superfisial di paha.
Sering kali, tromboflebitis terjadi pada orang dengan varises, namun kebanyakan
orang dengan varises tidak mengembangkan tromboflebitis.
Tromboflebitis
melibatkan reaksi inflamasi akut yang menyebabkan trombus untuk tetap pada
dinding pembuluh darah dan mengurangi kemungkinan thrombus hilang. Tidak
seperti dalam vena, vena superfisial tidak memiliki otot-otot sekitarnya untuk
menekan dan mengusir trombus. Karena ini, tromboflebitis superfisialis jarang
menyebabkan emboli. Tromboflebitis yang berulang kali terjadi di vena yang
normal disebut bermigrasi radang pembuluh darah atau migrasi tromboflebitis.
Ini mungkin menunjukkan kelainan yang mendasari serius, seperti kanker dari
organ internal.
Tromboflebitis
merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan
darah. Bekuan darah dapat terjadi di permukaan atau di dalam vena.
Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan
penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena
ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin kerena kehamilan
dan persalinan; dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan
penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah.
Trombosis Vena
Flebitis
dapat terjadi di setiap vena tubuh, tetapi paling sering ditemukan di vena
tungkai. Biasanya flebitis terjadi pada penderita varises (vena varikosa),
tetapi tidak semua penderita varises mengalami flebitis. Flebitis superfisialis
menyebabkan reaksi peradangan akut yang menyebabkan trombus melekat dengan kuat
ke dinding vena dan jarang pecah dan terlepas. Vena permukaan tidak memiliki
otot di sekitarnya yang bisa menekan dan membebaskan suatu trombus. Karena itu
flebitis superfisialis jarang menyebabkan emboli.
Istilah
trombosis vena lebih sering diartikan sebagai suatu keadaan penggumpalan darah
yang terbentuk di dalam pembuluh darah, sedangkan tromboflebitis diartikan
sebagai inflamasi yang disertai dengan pembentukan thrombus. Atau
tromboflebitis dapat pula diartikan kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena
sekunder akibat inflamasi atau trauma dinding vena atau karena obstruksi vena
sebagian. Pembentukan bekuan sehubungan dengan stasis aliran darah,
abnormalitas dinding pembuluh darah, gangguan mekanisme pembekuan.
Tromboflebitis
adalah invasi/perluasan
mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah disepanjang vena dan
cabang-cabangnya. Tromboflebitis didahului dengan trombosis, dapat terjadi pada
kehamilan tetapi lebih sering ditemukan pada masa nifas.
ETIOLOGI
a.Perluasan infeksi endometrium
b.Mempunyai varises pada vena
c.Obesitas
d.Pernah mengalami tramboflebitis
e.Berusia 30
tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stirup untuk waktu yang
lama
f.Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.
Penyebab
·
Perubahan susunan darah
·
Perubahan laju peredaran darah
·
Perlukaan lapisan intema pembuluh darah
Pada masa hamil dan khususnya
persalinan saat terlepasnya plasenta kadar fibrinogen yang memegang peranan
penting dalam pembekuan darah meningkat sehingga memudahkan timbulnya
pembekuan.
Faktor predisposisi
·
riwayat bedah kebidanan
·
usia lanjut
·
multi paritas
·
varices
·
infeksi nifas
Trombosis bisa terdapat pada
vena-vena kaki juga pada vena-vena panggul. Trombosis pada vena-vena yang dekat
pada permukaan biasanya disertai peradangan, sehingga merupakan tromboflebitis.
Adanya septikhema, dapat dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman-kuman dari
darah.
Klasifikasi
Pelvio tromboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai
vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum yaitu vena ovarika, vena uterina
dan vena hipogastika. Vena yang paling sering terkena adalah vena ovarika
dextra perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ke vena renalis, sedangkan
perluasan infeksi dari vena ovarika dextra adalah ke vena cava inferior.
Gejala
- Nyeri terdapat pada perut bagian bawah atau perut bagian samping, timbul pada hari ke 2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas
- Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut :
- Menggigil berulang kali, menggigil terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari. Pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
- Suhu badan naik turun secara tajam (36ᵒC-40ᵒC)
- Penyakit dapat berlangsung selama 1-3 bulan
- Cenderung terbentuk pus yang menjalar kemana-mana terutama ke paru-paru
- Gambaran darah
- Terdapat leukositosis
- Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulai menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob.
- Pada pemeriksaan dalam hampir tidak ditemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika
Komplikasi
·
Komplikais pada paru-paru infark, abses, pneumonia
·
Komplikasi pada ginjal sinistra, yaitu nyeri mendadak
yang diikuti dengan proteinuria dan hematuria
·
Komplikasi pada mata, persendian dan jaringan
subkutan.
Penanganan
·
Rawat inap, penderita tirah baring untuk
pemantauan gejala penyakitnya dan mencegah terjadinya emboli pulmonal.
·
Therapi medik, pemberian antibiotika atau
pemberian heparin jika terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonal
·
Therapi operati , peningkatan vena cava inferior dan
vena ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru
meskipun sedang dilakukan heparisasi
Tromboflebitis femoralis (Flegmasia alba dolens)
Tromboflebitis femoralis mengenai
vena-vena pada tungkai misalnya pada vena femoralis, vena poplitea dan vena
safena.
Edema pada salah satu tungkai
kebanyakan disebabkan oleh suatu trombosis yaitu suatu pembekuan darah balik
dengan kemungkinan timbulnya komplikasi emboli paru-paru yang biasanya
mengakibatkan kematian
Penilaian klinik
- Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris 7-10 hari kemudian suhu mendadak baik kira-kira pada hari ke 10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
- Pada salah satu kaki yang terkena, akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
- Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki yang lain
- Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas
- Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
- Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, dan nyeri
- Edema kadang-kadang terjadi selalu atau setelah nyeri, pada umumnya terdapat pada paha bagian atas tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian meluas dari bawah keatas
- Nyeri pada betis
- Pada trombosis vena femoralis, vena dapat teraba didaerah lipat paha
- Oedema pada tungkai dapat dibuktikan dengan mengukur lingkaran dari betis dan dibandingkan dengan tungkai sebelah lain yang normal.
PENANGANAN
a.
Pelvio tromboflebitis
·
Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan
menggunakan teknik aseptik yang baik
·
Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan
mencegah terjadinya emboli pulmonum
·
Terapi
medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya
emboli pulmonum
·
Terapi
operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik
terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan
hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.
1)
Terapi medik
Pemberian analgesik dan
antibiotik. (Pelayanan Maternal Neonatal, 2007)
2) Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah
dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.
3) Pastikan klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki
lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna
mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis.
4) Sediakan stocking pendukung kepada klien pasca patrum yang memiliki varises
vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis.
5) Instruksikan kepada klien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun
pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya.
6)
Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
7) Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan
diberikan.
8)
Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep.
9) Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai
instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki
klien sehingga aliran darah tidak terhambat.
10) Sediakan bed
cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.
11) Ukur diameter
kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut
dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan
ukuran.
12) Dapatkan
laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal untuk mengkaji
pendarahan jika klien dalam terapi antikoagulan.
13) Kaji adanya
kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi, bercak
ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi.
14) Yakinkan klien
bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada masa menyusui karena obat
ini tidak akan berada didalam air susu.
15) Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.
16) Jelaskan pada klien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan melalui
terapi sub kutan Jelaskan kepada klien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia
harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa
pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dlakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, Abdul Bari
Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Yayasan Bidan Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Maryunani M. 2009 Asuhan kegawatdaruratan dalm
kebidanan. Jakarta : Traninfomedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar