FERTILISASI
DAN KEHAMILAN
A. OVUM DAN SPERMATOZOA
a)
Ovum
Saat ovulasi, sel telur(ovum) yang termasuk dilepaskan dari ovarium,
berjalan melalui infundibulum tuba, kemudian sampai di ampula tuba(disinilah biasanya terjadi
fertilisasai). Dan biasanya dibuahi 12 jam setelah ovulasi , bila tidak dibuahi
dalam 24 jam akan mati
b) Spermatosoa
-
Saat inkoitus ,kurang kebih 3 – 5 cc semen
/300-500 juta sperma ditumbuhkan ke forniks posterior,kemudian masuk ke kanalis
servikalis, kurang lebih 1 jam kemudian sampai ampula tuba(bertemu dg ovarium);
tapi hanya beberapa ratus saja yang sampi ampula( sebagian besar mati akibat
keasaman vagina lainnya mati dalm perjalanan
-
Sperma dapat bertahan dalam saluran reproduksi
wanita sampai 4 hari
- Untuk dapat membuahi, seperma mengalami kepasitasi yang terjadi dicavumdi pelindung di sekitar akrosom à reaksi akrosomik à pelepasan ensim ensim antara lain CPE dan hialurinidase
B. FERTILISASI dalam kehamilan
1.
Penembusan koraona radiata
-
Dari 300 – 500 juta sperma yang ditumpahkan
,hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan
-
Dan (umumnya) hanya 1 sperma yang daoat menembus
korona radiata (dengan bantuan CPE) dan membuahi ovum, sedangkan sperma yang
lainnya di duga membantu.
2.
Penembusan zona pellusida
-
Zona pellllusida adalah perisai glikoprotein di
sekeliling oosit yang mempermudah dan mempertahankan peningkatan sperma dan
menginduksi reaksi akrosom
-
Hanya spermatozoa yang mengalami kapasitasi yang
dapat melewati korona radiata dan selanjutnya mengalami reaksi akrosom(
diinduksi oleh protein zona pada puncak
rekasi terjadi pelepasan akrosin dan tripsin yang embantu menembus zona
pellusida sehingga dapt bertemu dengan membran plasma oosit
-
Ketika kepeal spermatozoa menyentuh permuakaan
oosit,permeabilitas zona pellusida bberubahàpelepasan
enzim lisosom dari granula korteks pelapisan membran plasma aà reksi zonaàmenghambat penetrasi
spermatozoa lain
3.
Penyatuan oosit dan membran sel sperma
-
Segera setelah spermatozoa menyentuh membran sel
oosit, kedua salput plasma menyatu( penyatuan selaput oosit dg slaput yang
meliputi bagian belakang kepala seperma)
Setelah oosit dan spermatozoa
terjadi, 3 pristiwa :
1.
Rekasi kortikel dan zona
-
Oosit tak dapt ditembus oleh sperma lain
-
Zona pellusida mengubag struktur dan
komposisinya untuk mencegah penghambatan dan penetrasi sperma sehingga
pollispermia dapat dicegah
2.
Oosit melanjutkan melepas II
Oosit dapat menghasilkan 2 sel anak
-
Sel oosit definitif
-
Badan kutub kedua( sel yang hampir tidak
mendapat sitoplasma)
3.
Aktivitas metabolok diduga untuk mengulangi
kembali pristiwa permulaan selular dan molekuler
Hasil fertilisasi:
-
Kembalinya sel dengan jumlah kromosom
diploid(2n)
-
Penurunan/pewarisan sifat – sifat spesies
-
Penentuan jenis klamin
-
Permulaan pembelahan – segmentasi ( cleavage)
C. NIDASI
-
Sel telur
yang telah dibuahi (ZIGOT) akan membelah diri membentuk BLASTOMER (bola
padat terdiri atas sel – sel anakan yang lebih kecil
-
Pada hari ke 3 bola tersebut terdiri atas 16 sel
blastomer pada hari ke 4 didalam bola tersebut mulai terbentuk rongga
-
Dua struktur penting dalam blastula adalah:
1.
Lapisan luar yang akan menjaga plasenta
2.
Embriolast yang akan menjadi janin
-
Pada haari ke 4 blastula masuk dalam ke
endometrium pada hari ke 10 seluruh blastula sudah terbenam dalam endometrium
dan dengan nidasi selasai
D. PLASENTA
-
Selaput janin terdiri atas : khorion, amnion, yolk sac adn
alantotis. Bagian koriaon diaman villi tetap berkembang kelak akan berkembang
menjadi plasenta
-
Plasenta, selain terdir atas komponen janin , juga terdiri atas komponen maternal yaitu
desudua. Desudua adalah bbagian dari straum fungsioanal endometriaum yang
menrggalami perubahan- perubahan
tertentu selama kehamilan . desudua.inialaj yang melpaskan bersamaan dengan
proses persalianan.
-
Dikenal 3 daerah desudua :
1.
Desudua basalis
2.
Desudua kapsularis
3.
Desudua parietalsi
-
Minggi ke
8 selurauh kantong khorion telah ditumbuhi villi khoriales. Dengan makin
besarnya kantong iniàmendesak
vili di seberang janinà
degenerasià
khorior halus
-
Sebaliknya ,vili dipihak desuduan basalsis
tumbuh dan berkembang dengna cepat à
khorior frondosumà
plasenta pers fetalis. Dengan makin berkembangnya plasentaàdesudua
basalis tererosià
terbentuk sekat plassenta yang membagiplasenta p[ers fetalis menjadi kurang
lebih 15 – 30 lobulu dan tiap kotiledon berisi villis utama dengan beberapa
villus cabang
-
Selaput khorior – amnion bersati dengan sesudua
kapsularis, kemudian bersatu pula dengan desudua parietalis . pada saat
persalinan , ia menjadi keluar OUI dan di kenal dengan nama selaput ketuban.
-
Palsenta melekat ke endometrium melalui bangunan
cytotrophoblastic shell dan anchoring villi. Pada minggu ke 2 terbentul villi
primer
-
Pada hari ke 15, villi primer mulai bercabang-
cabang dan terbentuknya inti mesenkim di tengah disebut dengan cilli sekunder
-
Slaput palsenta/ sawar darah plasenta merupakan
lapaisan memisahkan darag maternala dengan darah fetal, hanya molekul – molekul
tertentu saja yang benar - benar tidak
dapat melaluinya, sampai umur 20 minggu , barrier plasenta terdiri atas:
1.
Sinsitiotroflblast
2.
Siotrofloboblas
3.
Jaringan ikat dalam core
4.
Endotel kapiler janin
-
Fungai utama plasenta
1.
Alat metanolisme
2.
Alat transportasi zat
3.
Alat sekresi( hormon dan ensim)
-
E. CAIRAN AMNION
-
Rongga amnion mulai terbentuk pada hari ke 10
setelah pembuahan. Air ketuaban adalah cairan yang mengisi rongga amnion. Asal cairan
ketuban belum diketahi dg pasti,kemungkinan dari amnion, khorior,plasenta: 98%
air, sisa garam organik dan anorganik
-
Volume cairan ketuban normal saat aterm 1500 –
2000 mL perputaran cairan ketuban kurang
lebih 500 mL/jam
TM II janin mulai kencing, menghirup dfan menelan cairan ketuban dan
mempengaruhi volume air ketuban
-
Faktor yang menambah cairan ketuban : urine janin transudat dari selaput
otak pada aensefalus dan spina bifida. Faktor yang mengurangi cairan ketuban :
di telan janin , absorbso usus, inspirasi paru.
Volume air ketuban:
12 minggu : kurang lebih 15
mili liter
20 ming : 350 – 400 mL
36 – 38 : 1000 mL
42 mgg : 500 mL
Fungsi cairan ketuban :
-
Agar janin
jdapt bergerak dengan bebas
-
Menjaga temperatur
-
Mencegah trauma
langsung
-
Mencegah perlengketan
janin dengan selaput ketuban
-
Pada persalinan
ikut membantu dilatasi serviks
Kelainan volumeair ketuban
-
Hydramnion/polyhidramnion(>2000mL): atresia
esofagus janin, DM pada ibu , anensefalus
-
Olgohidramnion(<500 mL) agnesis ginjal
Daftar pustaka
Departemen kesehatan RI.2002. Asuhan Persalian Normal.Depkes
RI,Jakarta
Saifudin ,AB dkk. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina pustaka SarwonoPrawronardyo,
jakartara
Jasran Asya.Obygn Guide
Tidak ada komentar:
Posting Komentar